TES PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat

Pada bab ini mengkaji tentang pengertian tes, pengukuran, dan penilaian, serta membedakan ketiga hal tersebut, dan dapat menerapkannya dalam pembelajaran.

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan

  1. Menjelaskan pengertian tes
  2. Menjelaskan pengertian pengukuran
  3. Menjelaskan pengertian penilaian
  4. Menjelaskan fungsi penilaian
  5. Menjelaskan manfaat penilaian dalam pembelajaran.

B. Penyajian

1. Pengertian Tes

Tes merupakan sekumpulan butir pertanyaan yang berfungsi untuk mengukur aspek psikologis tertentu. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi belajar yang merupakan kemampuan intelektual. Tes merupakan Instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan respons atas pernyataan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukan penampilan maksimalnya. Peserta tes diminta untuk mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan responden atau pernyataan dalam tes. Penampilan maksimum yang ditunjukkan memberikan kesimpulan mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.

Beberapa pendapat mengenai definisi tes. Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1988:29). Cronbach mendefinisikan tes sebagai tes sebagai “ a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or category system” (Azwar, 1997:3). Dari batasan tersebut dapat diambil kesimpulan. Pertama, tes merupakan prosedur sistematis. Butir-butir tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi dan pemberi angka (scoring) harus jelas dan spesifik, dan setiap mahasiswa yang mengambil tes mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Kedua, tes berisi sampel perilaku. Populasi butir tes yang biasa dibuat dari suatu materi tidak terhingga jumlahnya. Keseluruhan butir itu mustahil dapat seluruhnya tercakup dalam tes. Kelayakan tes terlebih tergantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes mewakili secara representative kawasan (domain) perilaku yang diukur. Ketiga, tes mengukur perilaku. Butir-butir tes menghendaki mahasiswa agar menunjukan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari mahasiswa dengan cara menjawab butir-butir atau mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh tes. Respons mahasiswa atau tes merupakan perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggara tes. Kesimpulannya bahwa tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam penyelenggaranya mahasiswa didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya.

2. Pengukuran dan Penilaian

Setiap kegiatan membutuhkan penilaian (evaluasi) apabila dikehendaki untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pengambilan keputusan dalam penilaian (evaluasi) dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria, sehingga berikut akan dibahas mengenai pengukuran, kriteria dan penilaian (evaluasi).

a. Pengukuran

Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerangkan angka menurut sistem aturan tertentu (Kerlinger, 1996: 687). Hopkins dan Antes mendefinisikan pengukuran sebagai pemberian angka pada atribut dari objek, orang atau kejadian yang dilakukan untuk menunjukan perbedaan dalam jumlah (Hopkins dan Antes, 1979:10). Pengukuran merupakan cara pengumpulan data dalam ilmu alam. Dalam pendidikan cara ini diadaptasi untuk mengumpulkan data.

Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif. Objektivitas dapat dicapai karena pengumpul data mengambil jarak dengan objek yang diukur dan menyerahkan wewenang pengukuran kepada alat ukur. Penyerahan kewenangan pengukuran kepada alat ukur menyebabkan pengumpulan data tidak lagi menyertakan subjektivitasnya ke dalam hasil ukur dan diperoleh data yang objektif. Dalam pengumpulan data pendidikan, pengukuran juga dilakukan untuk memperoleh data yang objektif. Dalam pengumpulan data hasil belajar mahasiswa, pengukuran dilakukan kepada mahasiswa dengan menggunakan tes hasil belajar sebagai alat ukurnya.

b. Kriteria dan Penilaian

Hasil pengukuran baru mempunyai makna dan dapat dilakukan untuk mengambil keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu. Interpretasi terhadap hasil pengukuran hanya dapat bersifat evaluatif apabila dibandingkan pada suatu norma atau kriteria (azwar, 2001:6).

Kriteria diperlukan untuk menjadi penentu agar hasil pengukuran berarti. Misalnya lima orang mahasiswa diukur hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika dan memberikan hasil pengukuran sebagai berikut:5, 10, 7, 4 dan 6. Hasil pengukuran itu belum mempunyai makna dan  keputusan belum dapat dibuat. Hasil pengukuran itu baru dapat digunakan untuk mengambil keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu. Sebagai sebuah contoh kriterianya adalah “mahasiswa hanya dapat dinyatakan lulus apabila memperoleh skor hasil pengukuran minimal 6. Atas dasar kriteria itu keputusan evaluasi dapat dibuat sebagai berikut :

 Mahasiswa          Skor Hasil Belajar         Keputusan

         1                                4                            Tidak Lulus

         2                                9                                Lulus

         3                                8                                Lulus

         4                                5                             Tidak Lulus

         5                                7                                Lulus

         6                                6                                Lulus

   

Kegiatan apapun yang dilakukan, jika ingin memperoleh informasi mengenai kinerja nya maka perlu dilakukan penilaian(evaluasi). Penilaian (evaluasi) selalu menyangkut pemeriksaan tujuan yang ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses kegiatan dapat mencapai tujuannya. Tujuan dibentuk dari keseluruhan proses kegiatan yang melibatkan komponen-komponen kegiatan. Evaluasi dapat dilakukan atas hasil atau proses. Dalam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan atas hasil saja dengan melihat pencapaian tujuan pada hasil kegiatan. Sedang dalam evaluasi proses, evaluasi dilakukan atas seluruh komponen dan proses yang terlibat menghasilkan hasil kegiatan. Evaluasi hasil dan proses juga dilakukan dalam program pengajaran. Dalam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan atas seluruh komponen dan proses pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar tertentu. Pada bahasan ini, evaluasi lebih difokuskan pada hasil, khususnya hasil belajar. Evaluasi dilakukan dengan melihat sejauh mana hasil belajar mahasiswa sudah mencapai tujuannya.

3. Tujuan, Fungsi, Manfaat, dan ciri Evaluasi Pendidikan

a. Tujuan

Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan dalam evaluasi dapat dilakukan secara tepat. Keputusan evaluasi hasil belajar menyangkut nasib akademik mahasiswa sehingga kesalahan pengambilan keputusan akan merugikan mahasiswa. Apabila mahasiswa tidak dapat lagi melihat hubungan antara usaha mereka dalam belajar dengan hasil belajarnya maka hasil belajar akan kehilangan daya tariknya untuk meningkatkan motivasi belajar. Untuk itu pengambilan keputusan dalam evaluasi harus dilakukan secara hati-hati agar hasil belajar mempunyai makna bagi usaha belajar mahasiswa.

b. Fungsi

Evaluasi dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi penempatan, seleksi diagnostik dan pengukuran keberhasilan.

1) Penempatan

Mahasiswa adalah pribadi dengan karakteristik yang unik dan khas. Keunikan dan kekhasan itu dalam pembelajaran memerlukan layanan pendidikan yang berbeda. Pribadi yang unik dan khas itu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam layanan pendidikan. Idealnya, karena setiap mahasiswa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda maka layanan pendidikan seharusnya diberikan secara individual.

Pembelajaran individual membutuhkan dosen, sarana, fasilitas, buku tes, kurikulum, sistem evaluasi, dan metode pembelajaran yang berbeda sehingga menjadi sangat mahal. Untuk mengatasinya mahasiswa dikelompokan dalam satu kelas dengan karakteristik yang serupa dan kebutuhan yang hampir sama. Pendidikan tidak dilakukan secara individu, tapi secara klasikal. Mahasiswa dikelompokan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.

Penempatan mahasiswa ke dalam kelompok kelas itu dilakukan berdasarkan hasil pengukuran menggunakan tes. Tes dalam keadaan ini mempunyai fungsi untuk menempatkan (placement test). Penempatan dilakukan sesuai dengan kelas-kelas yang disediakan untuk layanan pembelajaran. Misalnya di Sekolah Menengah Umum tes penempatan digunakan untuk mengelompokan mahasiswa menurut jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Tes penempatan di Sekolah Menengah Ekonomi mahasiswa Akuntansi, Perkantoran dan perdagangan. Di Sekolah/Akademi Teknik, tes penempatan diperlukan untuk menempatkan mahasiswa ke dalam kelas Otomotif, Elektro, Bangunan, Mesin atau Mekatronika. Untuk keperluan pengelompokan-pengelompokan itu tes berfungsi penempatan.

2) Seleksi

Seleksi Calon mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan mahasiswa yang baik untuk diterima. Mahasiswa yang baik dimaksudkan sebagai mahasiswa yang diprediksikan akan berhasil mengikuti program pendidikan sekiranya diterima dan mengikuti program. Sebaliknya, seleksi akan menolak mahasiswa yang diperkirakan akan gagal seandainya diberi kesempatan mengikuti program. Tes dan beberapa alat pengukuran digunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau ditolak dalam proses seleksi. Untuk memutuskan penerimaan penolakan harus digunakan tes yang tepat yaitu tes yang dapat meramalkan dengan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu pada masa yang akan datang dengan resiko yang terendah (Zainul dan Nasoetion, 1996:9).

Seleksi dikatakan efektif apabila: 1)mahasiswa yang diterima memang berhasil mengikuti program, 2)mahasiswa yang ditolak ternyata memang gagal, (dengan mengikuti program serupa di tempat lain). Sebaliknya, seleksi dikatakan tidak efektif apabila: 1)mahasiswa yang diterima memang gagal mengikuti program, 2)mahasiswa yang ditolak ternyata berhasil mengikuti program serupa di tempat lain. Seleksi itu dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan tes seleksi. Tes seleksi memberikan data yang diperlukan untuk membuat keputusan tentang penerimaan atau penolakan calon mahasiswa.

3) Diagnostik

Seperti halnya dokter, dosen juga berkepentingan untuk mengetahui sebab-sebab pada seorang mahasiswa yang menghadapi suatu masalah. Pengetahuan mengenai sebab-sebab suatu masalah. Pengetahuan mengenai sebab-sebab suatu masalah diperlukan agar dosen dapat memberikan layanan bantuan yang tepat kedua mahasiswa sesuai dengan sebab-sebab masalahnya. Terapi yang tidak tepat dengan masalahnya tidak akan membantu akan menyelesaikan masalah.

Untuk mengetahui sebab-sebab masalah yang dialami anak, dosen melakukan pemeriksaan diagnosis. Diagnosis dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan tes untuk mengetahui sumber masalahnya. Tes yang digunakan oleh dosen untuk mendiagnosis masalah mahasiswa merupakan tes yang berfungsi diagnostic/melacak letak kesulitan mahasiswa.

4) Pengukuran Keberhasilan

Pada akhir prosa belajar mengajar, hasil yang dicapai mahasiswa dalam proses itu diukur menggunakan tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pengukuran hasil dimaksudkan untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran dan membuat keputusan evaluasi berdasarkan hasil pengukuran. Dalam fungsi ini, tes berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

c. Manfaat

Evaluasi dalam pendidikan memberikan manfaat kepada berbagai pihak dalam beberapa hal :

1) Bagi mahasiswa

Mahasiswa mempunyai kepentingan terhadap hasil evaluasi dalam pendidikan, terutama hasil belajar. Tanpa evaluasi hasil belajar, mahasiswa mungkin tidak termotivasi untuk belajar. Evaluasi hasil belajar memberikan manfaat bagi mahasiswa (Gronlund dan Linn, 1990:12) karena :

a. Dengan mengetahui hasil belajarnya, mahasiswa dapat menilai apakah cara belajarnya sudah efektif untuk mencapai hasil dan memperbaiki dan meningkatkan jadi masa mendatang.

b. Hasil belajar menginformasikan hasil jerih payah mahasiswa dalam belajar. Hasil belajar yang tinggi akan memuaskannya dan makin memotivasinya untuk meningkatkan menjadi lebih baik. Hasil belajar yang rendah akan memacu mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.

2) Bagi dosen

Dosen mempunyai kepentingan untuk mengetahui hasil evaluasi pendidikan karena

a. Dengan evaluasi dosen dapat mengetahui efektifitas mengajarnya. Hasil belajar menginformasikan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai melalui proses pembelajaran. Dengan melihat hasil evaluasi, dosen menilai efektifitas proses pembelajaran-nya.

b. Hasil belajar merupakan cermin hasil kerja dosen. Berdasarkan hasil belajar mahasiswa, dosen akan terdorong untuk memperbaiki prosa pembelajaran-nya agar hasil belajar yang dicapai lebih optimal. Hasil belajar yang tinggi akan memuaskan dan memotivasi untuk harus meningkatkan, sedang hasil belajar yang rendah memacu dosen untuk memperbaiki pembelajaran-nya.

3) Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengambil manfaat dari evaluasi pendidikan:

Hasil belajar mencerminkan prestasi sekolah mengelola pembelajaran. Hasil belajar ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kebijakan sekolah yang menjadi konteksnya. Sekolah berkepentingan untuk mengetahui hasil belajar untuk menjadi informasi apakah kebijakan sekolah mempunyai dampak positif bagi peningkatan hasil belajar.

Hasil evaluasi merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua mahasiswa (masyarakat). Dengan berkembangnya spesialisasi dan kompleksnya kebutuhan anak menghadapi tantangan masa depan maka orang tua mempercayakan pendidikan anaknya kepada sekolah. Hasil evaluasi pendidikan akan menjadi sarana untuk melaporkan kepada orang tua tentang kemajuan belajar anak yang dipercayakan kepada sekolah.

Hasil evaluasi merupakan paparan informasi (exposure) kepada orang tua calon mahasiswa sebagai bahan pertimbangan memilih perdosenan yang akan dipercaya mendidik anaknya. Dalam memilih pendidikan untuk anaknya, masyarakat memerlukan informasi mengenai kinerja perdosenan. Evaluasi pendidikan menyajikan informasi mengenai kinerja sekolah/perdosenan tinggi yang dapat diakses oleh masyarakat.

4) Bagi masyarakat

Orang tua/masyarakat mempunyai kepentingan terhadap hasil evaluasi pendidikan dalam hal :

a. Orang tua mempunyai informasi untuk memberikan penilaian kepada perdosenan tinggi sebelum memilih mayang akan dipercaya memberikan pendidikan kepada anaknya.

b. Hasil evaluasi dapat menjadi media pertanggungjawaban sekolah kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan untuk mendidik anak-anaknya.

5) Bagi Pemerintah

Pemerintah mempunyai kepentingan untuk mengetahui hasil evaluasi pendidikan :

a. Hasil evaluasi dapat digunakan oleh pemerintah untuk menyusun tolak ukur mutu (benchmarking) pendidikan. Kualitas menyelengarakan pendidikan dapat saja bervariasi antar daerah, namun mutu minimal perlu ditetapkan. Kebijakan itu dapat diambil berdasarkan informasi dari hasil evaluasi pendidikan.

b. Evaluasi dilakukan untuk menjaga agar kualitas output sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab dalam perumusan regulasi yang memberikan jaminan akan kelangsungan kesesuaian layanan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan berupa hasil evaluasi pendidikan.

C. Penutup

1. Rangkuman

Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau sekumpulan tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang untuk dapat mengetahui atau mengungkapkan sejauh mana penguasannya terhadap suatu bahan kajian. Evaluasi merupakan sebuah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran (pengumpulan data) dan kriteria nya. Oleh karenanya kegiatan evaluasi harus didahului dengan kegiatan pengukuran dengan menggunakan instrumen pengukuran yaitu tes. Dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria, keputusan evaluasi dapat dibuat. Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi dapat dibuat. Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi dapat berfungsi penempatan, seleksi, diagnostik dan pengukuran keberhasilan. Berbagai pihak seperti dosen, pelatih, mahasiswa, peserta pelatihan, institusi pendidikan/pelatihan, masyarakat dan pemerintah memperoleh manfaat dari kegiatan evaluasi pendidikan.

2. Evaluasi

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tes, pengukuran, dan penilaian/evaluasi.
  2. Mengapa pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan/pembelajaran diperlukan?
  3. Jelaskan berbagai fungsi evaluasi dalam pendidikan.
  4. Jelaskan berbagai manfaat evaluasi pendidikan.

3. Tindak Lanjut

Sebagai kelanjutan dari materi pada bab  ini disarankan kepada Anda untuk menganalisis apakah pada saat melakukan penilaian mata kuliah yang diampu sudah memperhatikan kaidah tentang tes, pengukuran, dan penilaian sebagaimana yang dimaksud dalam materi di atas.

 

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *