PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN TUGAS

A. Pendahuluan

1. Deskripsi singkat

Pada bab ini akan dibahas, bagaimana menyiapkan tugas sesuai dengan RSP yang sudah dibuat dan menyiapkan instrumen penilaian yang relevan dengan tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa, agar penilaian dapat objektif dan transparan. Juga akan dibahas bagaimana menggunakan rubrik dalam melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Kemampuan akhir yang diharapkan melalui pembelajaran materi pada bab 2 ini adalah :

  1. Peserta pelatihan mampu merancang tugas sesuai dengan RSP yang sudah dibuat
  2. Peserta pelatihan mampu merancang rubrik penilaian tugas sesuai dengan RSP yang sudah dirancang.
  3. Peserta pelatihan mampu memperagakan cara menggunakan rubrik dalam proses penilaian tugas mahasiswa.

B. Penyajian

1. Perencanaan dan Pelaksanaan Tugas

Tugas yang diberikan dosen dalam proses pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu setelah RPS selesai disiapkan. Tugas ini dimasukan dalam rangka untuk mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan capaian pembelajaran lulusan. 

Rancangan tugas memuat beberapa hal, antara lain :

1. Identitas mata kuliah 

Identitas mata kuliah dapat meliputi nama mata kuliah, besarnya SKS, Program Studi, Fakultas, pertemuan keberapa.

2. Tujuan Tugas

Tujuan tugas harus sudah ditentukan oleh Dosen pengampu sebelum tuas tersebut  diberikan kepada mahasiswa.

3. Uraian Tugas

yang meliputi :

1. Obyek Garapan, Pada sesi pembelajaran ini, mahasiswa diminta untuk melaporkan apa yang telah dilaksanakan pada minggu ke

2. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan)

3. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan

4. Kriteria Penilaian

Dalam hal ini proses penilaian/asesmen yang diusulkan dan dianggap tepat dalam metode pembelajaran SCL adalah model asesmen yang disebut Asesmen Kinerja (Authentic Assessment), yaitu asesmen yang terdiri dari tiga aktivitas dasar yaitu: dosen memberi tugas, peserta didik menunjukan kinerjanya, dinilai berdasarkan indikator tertentu dengan instrumen yang disebut Rubrik. Untuk lebih mudah dalam mendalami pokok bahasan ini, terdapat beberapa contoh rancangan tugas. Contoh dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat rancangan tugas.

Contoh 1 (Silvy, 2014)

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah      : METLIN SURVEY

SKS                              : 3

Program Studi              : PSIKOLOGI

Fakultas                        : PSIKOLOGI

Pertemuan                    : 14-15

A. TUJUAN TUGAS.

Membuat Laporan Penelitian Survey

B. URAIAN TUGAS:

a. Obyek Garapan  :

Pada sesi pembelajaran ini, mahasiswa diminta untuk melaporkan apa yang telah dilaksanakan pada minggu ke 10-13 dalam rangka proses penelitian survey. Laporan  terdiri atas :

a. Bab 1

  • Permasalahan
  • Tujuan penelitian

b. Bab 2

  • Kerangka Teori
  • Hipotesis

c. Bab 3

  • Metode penelitian

d. Bab 4

  • Pembahasan

e. Bab 5

  • Kesimpulan dan Saran

b. Metode/Cara pengerjaan (acuan cara pengerjaan) :

  • Mencari referensi APA manual publication atau aturan penulisan penelitian ilmiah Fakultas Psikologi UGM
  • Menuliskan proses yang telah dilakukan sesuai kaidah APA atau aturan penulisan ilmiah yang ada

c. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan :

Laporan penelitian yang diketik komputer dengan font 12.

C. KRITERIA PENILAIAN

Kebenaran laporan penelitian, kedisiplinan pengumpulan laporan, kerjasama dalam tim  kalau merupakan tugas kelompok, dsb.

2. Penilaian Tugas

Proses penilaian dalam pembelajaran SCL dilakukan selama proses dengan melihat perkembangan hasil di beberapa tahapan pembelajaran. Dalam proses penilaian ini menjadi sangat penting artinya yaitu dengan memeriksa, mengkaji, memberi arahan dan masukan kepada peserta didik, dan menggunakan suatu instrumen penilaian sebagai tolak pencapaian kemampuan. Dalam hal ini proses asesmen yang diusulkan dan dianggap tepat dalam metode pembelajaran SCL adalah model asesmen yang disebut Asesmen Kinerja (Authentic Assessment atau Performance Assessment), yaitu asesmen yang terdiri dari tiga aktivitas dasar yaitu: dosen memberi tugas, peserta didik menunjukan kinerjanya, dinilai berdasarkan indikator tertentu dengan instrumen yang disebut Rubrik. Authentic Assessment Performance Assessment didefinisikan sebagai “Penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk” (Tim Dikti, 2014). 

Authentic Assessment/Performance Assessment didefinisikan sebagai  “Penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk”

a) Jenis Rubrik

Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam menilai dan memberi tingkatan pencapaian hasil belajar/kerja mahasiswa. Selain Itu rubrik memuat daftar karakteristik unjuk kerja yang diharapkan terwujud/tertampilkan dalam proses dan hasil kerja mahasiswa, dan dijadikan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut. Manfaat pemakaian rubrik di dalam proses penilaian adalah (Dikti, 2014) :

  1. Rubrik dapat menjelaskan deskripsi tugas
  2. Rubrik memberikan informasi bobot penilaian
  3. Dalam proses belajar, mahasiswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat.
  4. Penilaian lebih objektif dan konsisten karena indikator kinerja diketahui secara terbuka oleh peserta didik dan dosen sejak awal.

Terdapat tiga macam bentuk rubrik secara konseptual, yaitu rubrik deskriptif, rubrik holistik dan rubrik skala persepsi (Dikti, 2014).

a. Rubrik Deskriptif

Rubrik deskriptif merupakan rubrik yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. Rubrik deskriptif memiliki 4 (empat) komponen, yaitu :

  1. Deskripsi tugas, menjelaskan tugas atau obyek yang akan dinilai atau dievaluasi. Deskripsi tugas ini harus benar-benar jelas agar mahasiswa memahami tugas yang diberikan
  2. Skala Nilai, menyatakan tingkat capaian mahasiswa dalam mengerjakan tugas untuk dimensi tertentu. Skala nilai biasanya dibagi menjadi beberapa tingkat, misalnya dibagi menjadi tiga tingkat yaitu sangat memuaskan, memuaskan dan cukup. jumlah skala nilai ini bersifat fleksibel, dapat diperbanyak atau dikurangi sesuai kebutuhan. Pada umumnya tiga skala nilai telah dapat mencukupi keperluan penilaian.
  3. Dimensi, menyatakan aspek-aspek yang dinilai dari pelaksanaan tugas yang diberikan. Sebagai contoh, dalam tugas presentasi, aspek-aspek yang dinilai adalah pemahaman, pemikiran, komunikasi, penggunaan media visual, dan kemampuan presentasi. Aspek-aspek yang dinilai dapat saja diberikan bobot yang berbeda dalam penilaian, misalnya aspek pemikiran diberi bobot lebih tinggi daripada aspek lain dan kemampuan presentasi tidak terlalu tinggi dibandingkan aspek lain. Contoh: diberikan bobot 30% untuk pemikiran, 10% untuk kemampuan presentasi, dan 20% untuk yang lainya. Pemberian bobot bergantung pada kepentingan penilaian.
  4. Tolak Ukur Dimensi, disebut juga tolak ukur penilaian.

Merupakan deskripsi yang menjelaskan bagaimana karakteristik dari hasil kerja mahasiswa. Digunakan Untuk standar yang menentukan pencapaian skala penilaian, misalnya nilai sangat memuaskan, memuaskan, atau cukup.

Rubrik deskriptif memberikan deskripsi karakteristik atau tolak ukur penilaian pada setiap skala nilai yang diberikan. Format ini banyak dipakai dosen dalam menilai tugas mahasiswa karena memberikan panduan  yang lengkap untuk menilai hasil kerja mahasiswa. Meskipun memerlukan waktu untuk menyusunya, manfaat rubrik deskriptif bagi dosen dan mahasiswa (sebagai umpan balik atas kinerja melebihi usaha untuk membuatnya. Bentuk umum rubrik deskriptif disajikan pada tabel (Dikti, 2014).

b. Rubrik Holistik

Rubrik Holistik hanya memiliki satu skala nilai, yaitu skala tertinggi. Isi dari deskripsi dimensinya adalah kriteria dari suatu kinerja untuk skala tertinggi. Apabila mahasiswa tidak memenuhi kriteria tersebut, penilai memberi komentar berupa alasan mengapa tugas mahasiswa tidak mendapatkan nilai maksimal. Bentuk umum rubrik holistik disajikan pada tabel 2.

Rubrik holistik mempunyai kelemahan, antara lain :

dosen masih harus menuliskan komentar atas capaian mahasiswa pada setiap dimensi bila mahasiswa tidak mencapai kriteria maksimum. Dengan tidak adanya panduan terperinci, maka kemungkinan akan terjadi ketidak konsistenan dalam pemberian komentar atau umpan balik kepada mahasiswa. Pada rubrik holistik dosen perlu menuliskan komentar yang sama pada tugas mahasiswa yang menunjukan karakteristik yang sama, sehingga akan memerlukan lebih banyak waktu. Meskipun perlu diakui bahwa menyusun rubrik holistik lebih sederhana daripada rubrik deskriptif, namun waktu diperlukan dalam melakukan penilaian mungkin sekali lebih lama (2014).

Penilaian pembelajaran harus sesuai dengan standar proses penilaian yang sudah ditetapkan dalam Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015. Pada pasal 19 (1) didefinisikan bahwa Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian dan kelulusan mahasiswa. Pada pasal 20 ditegaskan bahwa prinsip penilaian harus mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

Penilaian dalam pemberian tugas kepada mahasiswa harus direncanakan dengan baik. Jalanya proses penilaian harus memenuhi pasal 20 tersebut diatas. Maka Dosen harus merancang instrumen penilaian dalam pemberian tugas kepada mahasiswa. Penilaian proses untuk mengukur tingkat capaian pembelajaran pada ranah afektif dan kognitif dapat menggunakan rubrik, sedangkan untuk penilaian tugas yang mengutamakan keterampilan maka penilaian didasarkan pada unjuk kerja mahasiswa.

Penilaian tugas mahasiswa dengan menggunakan rubrik ini menunjukan Dosen telah memenuhi standar penilaian yang mengedepankan prinsip objektif, akuntabel dan transparan. Instrumen penilaian dapat dibuat oleh Dosen atau kelompok Dosen di Prodi untuk keseragaman penilaian apabila kelasnya paralel lebih dari satu. Beberapa contoh model instrumen penilaian dalam bentuk rubrik dijelaskan pada sub pokok bahasan dibawah ini

b). Cara Membuat Rubrik

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan Dosen dalam membuat rubrik untuk menilai tugas yang diberikan kepada mahasiswa (Dikti, 2014) :

a. Mencari berbagai model rubrik

Berbagai model rubrik dapat diperoleh dengan melakukan pencarian di website, karena banyak institusi pendidikan dan staf pengajar yang menaruh rubrik mereka di sana. Berbagai model rubrik yang ada dapat dipelajari dengan membandingkan sebuah rubrik dengan rubrik lainya sehingga menginspirasi ide-ide contoh dimensi dan tolak ukur yang selanjutnya diadaptasi sesuai dengan tujuan pembelajaran (jika menggunakan atau mengadaptasi rubrik dosen lain, jangan lupa untuk meminta ijin kepada penulis aslinya).

b. Menetapkan Dimensi

Dimensi merupakan komponen rubrik yang penting. Setelah mengetahui pokok-pokok pemikiran tentang tugas yang diberikan dan harapan terhadap hasil kerja mahasiswa, maka dapat disusun dimensi. Tahap-tahap pembuatan dimensi untuk menilai tugas, adalah :

  1. Membuat daftar yang berisi harapan-harapan dosen dari tugas yang akan dikerjakan oleh mahasiswa
  2. Menyusun daftar yang telah dibuat mulai dari harapan yang paling diinginkan
  3. meringkas daftar harapan, jika daftar harapan masih panjang Daftar dapat disederhanakan dengan cara menghilangkan elemen yang kurang penting atau menggabungkan elemen yang memiliki kesamaan 
  4. Mengelompokan elemen tersebut berdasarkan hubungan yang satu dengan yang lainya. Jadi, setiap kelompok berisi elemen-elemen yang saling berhubungan
  5. Memberi nama masing-masing kelompok dengan nama yang menggambarkan elemen-elemen di dalamnya
  6. Nama-nama yang diberikan pada langkah di atas disebut dengan dimensi dan elemen-elemen di dalamnya menjadi deskripsi dimensi untuk skala tertinggi.

c. Menentukan Skala

Tingkat pencapaian hasil kerja mahasiswa untuk setiap dimensi ditunjukan dengan skala penilaian. Jumlah skala yang dianjurkan sesuai dengan tingkat penilaian yang ada di program studi masing-masing, misalnya penilaian sampai skala 5, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang. Semakin banyak skala yang dipergunakan semakin tidak mudah membedakan tolak ukur setiap dimensi, sehingga dapat menimbulkan subjektif. Tingkatan skala yang digunakan harus jelas dan relevan untuk dosen dan mahasiswa. Berikut beberapa contoh nama tingkatan skala penilaian: (a) melebihi standar; (b) bukti yang lengkap, bukti cukup, bukti yang minimal, tidak ada bukti; (c) baik sekali, sangat baik, cukup, belum cukup; dan seterusnya. Apapun nama yang digunakan pada setiap tingkatan skala, dosen dan mahasiswa mengerti dengan jelas, skala yang mencerminkan hasil kerja mahasiswa yang dapat diterima (Dikti, 2014)

d. Membuat Tolak Ukur pada Rubrik Deskriptif

Pada penyusunan rubrik deskriptif, setelah skala penilaian didefinisikan, langkah selanjutnya adalah membuat deskripsi dimensi (tolak ukur dimensi) untuk setiap skala. tahapan pembuatan tolak ukur dimensi adalah sebagai berikut (Dikti, 2014) :

  1. Tolak ukur dimensi untuk skala tertinggi sudah dibuat sebelumnya, yaitu daftar-daftar yang telah dibuat saat pada proses pembuatan dimensi, dan daftar tersebut berupa harapan-harapan dosen pada tugas mahasiswa
  2. Membuat tolak ukur dimensi untuk skala terendah, yang pembuatanya mudah, karena merupakan kebalikan tolak ukur dimensi untuk skala tertinggi.
  3. Membuat deskripsi dimensi untuk skala pertengahan.

Semakin banyak skala yang digunakan, semakin sulit membedakan dan menyatakan secara tepat tolak ukur dimensi yang dapat dimasukan dalam suatu skala nilai. Jika menggunakan lebih dari tiga skala, tolak ukur dimensi yang dibuat terlebih dahulu adalah yang paling luar atau yang lebih dekat ke skala tertinggi atau terendah. Kemudian selangkah demi selangkah menuju ke bagian tengah.

Rubrik dan segala bentuk penilainya diharapkan dapat diketahui secara terbuka oleh mahasiswa di awal semester. Oleh karenanya, pada saat proses perencanaan studi (pengisian KRS), semua perencanaan dan alat pembelajaran harus telah diterimakan pada mahasiswa, hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.    

C. Penutup

1. Rangkuman

Tugas yang diberikan dosen dalam proses pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu setelah RPS selesai disiapkan. Proses dan Produk penyelesaian tugas dinilai dengan menggunakan rubrik. Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam menilai dan memberi tingkatan pencapaian hasil belajar/kerja mahasiswa. Selain itu rubrik memuat daftar karakteristik unjuk kerja yang diharapkan terwujud/ tertampilkan dalam proses dan hasil kerja mahasiswa, dan dijadikan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut. terdapat tiga jenis rubrik, yaitu rubrik deskriptif, rubrik holistik, dan rubrik skala persepsi.

2. Evaluasi

Buatlah rancangan tugas sesuai dengan RPS. Siapkan pula rubrik penilaiannya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *