KLASIFIKASI PRAKTIKUM

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat

Bab ini akan dibahas klasifikasi praktikum berdasarkan sifatnya, tujuan, dan keterlibatan praktikan. Berdasarkan sifatnya dibahas praktikum primer dan sekunder. Berdasarkan tujuannya dibahas praktikum yang bertujuan latihan keterampilan dan teknik, latihan proses sains, dan peningkatan pemahaman materi pembelajaran.

2. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan klasifikasi praktikum berdasarkan sifatnya
  2. Menjelaskan klasifikasi praktikum berdasarkan tujuan praktikum
  3. Menjelaskan klasifikasi praktikum berdasarkan gradasi keterlibatan praktikan
  4. Memilih bentuk praktikum sesuai aza perkembangan dan keragaman

B. Penyajian

1. Klasifikasi Praktikum Berdasarkan Sifat

Praktikum dapat dibedakan atas dua kategori berdasarkan sifatnya, yaitu primer dan sekunder. Praktikum dikatakan bersifat primer jika di praktikum tersebut diberikan untuk mahasiswa jurusan/program studi sendiri, misalnya praktikum komputer untuk mahasiswa jurusan komputer. Di lain pihak praktikum dikatakan bersifat sekunder jika praktikum tersebut diberikan untuk mahasiswa jurusan lain, misalnya praktikum komputer diberikan untuk mahasiswa jurusan Teknik Mesin atau Mahasiswa jurusan Ekonomi.

Jika dosen mengajar praktikum di jurusan sendiri maka pengembangan praktikum dapat dilakukan dengan dasar-dasar disiplin ilmu sendiri. Pada kasus ini biasanya tugas dosen lebih mudah dalam arti lingkungan dan suasana bidang keilmuan sudah terbangun. Hal tersebut memberikan kemudahan dalam memberikan pemahaman mengenai tujuan praktikum tersebut dikaitkan dengan bidang kajian atau mata kuliah lain.

Apabila mengejar praktikum di jurusan lain, dosen harus berusaha untuk memberikan materi yang benar-benar relevan dengan bidang ilmu jurusan tersebut. Dosen pengampu praktikum bisa berkonsultasi dengan sejawat dari disiplin ilmu jurusan tersebut untuk mendiskusikan capaian pembelajaran dan materi apa yang cocok untuk mahasiswa mereka, termasuk untuk membuat contoh-contoh yang relevan dengan disiplin ilmu jurusan tersebut.

2. Klasifikasi Praktikum Berdasarkan Tujuan

Secara garis besar ada tiga kategori tujuan yang dapat dicapai melalui pembelajaran praktikum yaitu :

  • Latihan keterampilan dan teknik yang relevan dengan tuntutan profesi
  • Latihan proses sains (penelitian dan penemuan ilmiah)
  • Praktikum untuk peningkatan pemaham materi pembelajaran.

a. Latihan Keterampilan dan Teknik

Praktikum ini berupa latihan-latihan yang secara keseluruhan direncanakan oleh dosen. Tujuan utamanya adalah member kesempatan praktikan mengembangkan keterampilan dan teknik dasar yang harus dikuasai. Pada praktikum yang menitik beratkan tujuan dituliskan secara jelas dan tegas. Hasil akhir praktikum dan keterampilan minimal yang harus dikuasai mahasiswa (kemampuan akhir yang diharapkan) dituliskan dalam pernyataan yang memuat ukuran pencapaian tujuan praktikum. Keterampilan yang ditampilkan mahasiswa dapat segera diamati dan dapat secara tepat dan reliabel dapat diukur. Contoh persyaratan tujuan praktikum Jaringan Komputer: Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menyusun urutan warna kabel UTP untuk jenis sambungan sejajar (straight) dan jenis sambungan silang (cross over) serta memasang konektor RJ. 45 dengan peralatan crimping tool dengan baik dan benar. Pada indikator baik dan benar perlu diperjelas parameter-parameter yang harus dicapai, misalnya baik berarti urutan langkahnya tepat, rapi, konektor terpasang kuat, benar berarti terjadi koneksi data perangkat yang disambungkan.

Pelaksanaan praktikum dalam bentuk latihan-latihan ini biasanya dapat diselesaikan dalam satu sesi dan prosedurnya dirinci dalam panduan praktikum atau berbentuk tutorial. Beberapa latihan awal diberikan sebelum tugas yang lebih sulit. Langkah-langkah untuk memberikan latihan keterampilan adalah sebagai berikut :

  1. Menentukan tujuan dari latihan (Pada akhir praktikum mahasiswa akan dapat melakukan)
  2. Menyusun panduan praktikum untuk diberikan pada mahasiswa sebelum praktikum. Panduan praktikum berisi prosedur yang dirinci untuk diikuti oleh mahasiswa.
  3. Menyediakan seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan
  4. Menentukan percobaan yang harus dilakukan pada setiap sesi
  5. Menjelaskan cara penyusunan laporan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Latihan proses sains.

Menurut Hodson (1996), di dalam belajar sains, terdapat tiga aspek yang harus tercakup dalam pendidikan sains, yaitu :

  1. Belajar sains (learning sains), menyangkut pemerolehan konsep-konsep ilmiah sehingga menjadi akrab dengan teori ilmiah
  2. Belajar tentang sains (learning about science), pemahaman tentang hakikat sains dan praktik ilmiah dengan apresiasi terhadap hubungan yang kompleks antara sains, teknologi, dan masyarakat
  3. Mengerjakan sains (doing science), meliputi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar terpatri inkuiri ilmiah serta mampu menggunakan keahlian tersebut untuk melakukan inkuiri yang sebenarnya, baik melalui arahan secara langsung maupun tidak langsung dibawah bimbingan dosen.

Berdasarkan hal yang dikemukakan Hodson jelas bahwa belajar sains bukan hanya belajar konsep tetapi mencakup hakikat sains, praktik ilmiah, inkuiri ilmiah dan hubungan sains, teknologi, dan masyarakat. Dalam pembelajaran sains, kemampuan proses sains merupakan kemampuan dasar yang dapat diterapkan pada berbagai bidang, dan pengetahuan, tidak tergantung pada domain tertentu tetapi mengarah pada strategi-strategi kognitif. Kemampuan proses sains merupakan kemampuan yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan dapat digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan dapat digunakan sebagai landasan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Kemampuan proses sains merupakan keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi.

Dalam pembelajaran keterampilan laboratorium berbasis kemampuan proses sains, mahasiswa dilibatkan secara fisik maupun psikis. Mahasiswa dilibatkan dalam menyusun rancangan, mengidentifikasi kemampuan yang akan dikembangkan, melaksanakan praktikum, dan membuat laporan. Melalui kegiatan praktikum mahasiswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah nyata yang dirasakannya, serta merumuskan-nya secara operasional, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya dan mengimplementasikannya dalam laboratorium, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Keterampilan proses sains diperlukan untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut melalui kerja metode ilmiah. Dengan demikian mahasiswa terbiasa bersikap seperti ilmuwan sains yang teliti, tekun, objektif, rasa ingin tahu, menerima perbedaan, bekerja sama dan bersikap positif terhadap kegagalan.

Latihan proses sain dapat saja bertujuan untuk membahas suatu aspek dari proses penelitian ilmiah. Misalnya: mahasiswa diberikan beberapa permasalahan dan diminta untuk mengembangkan sejumlah hipotesis. Hipotesis tersebut dapat saja dibuktikan tanpa harus melakukan percobaan sendiri tetapi mahasiswa diberi data eksperimen yang sudah ada atau data sekunder. Dari data yang disediakan mahasiswa diminta untuk menganalisis dan menyimpulkan.

Praktikum proses sain juga mendukung latihan pemecahan masalah (problem solving). Latihan pemecahan masalah haruslah berbentuk penyelidikan (investigation) dalam bentuk proyek-proyek yang dapat dilaksanakan di laboratorium, lingkungan, atau di rumah. Praktikum yang bersifat penyelidikan memberi pengalaman “merekayasa” suatu proses, suatu kemampuan yang diperlukan dalam pengembangan teknologi (Rustaman NY, 2002).

Pembelajaran sains juga, meliputi inkuiri ilmiah yang melibatkan keterampilan proses sains dan keterampilan laboratorium. Pada saat menginterpretasikan dan mengkomunikasikan dapat dilakukan refleksi yang kritis, mengapa sesuatu dilakukan. Pada saat menginterpretasikan dapat saja memunculkan hipotesis baru yang akan merupakan suatu siklus penelitian. Langkah pokok dalam memberikan latihan penelitian ilmiah adalah :

  • Mengidentifikasi masalah yang relevan dengan materi
  • Merumuskan beberapa masalah yang spesifik
  • Menganalisa literatur secara kritis untuk merumuskan hipotesis
  • Mempersiapkan peralatan dan bahan untuk pengambilan data
  • Menganalisa dan menginterpretasikan data eksperimen
  • Meng-komunikasi temuan secara lisan atau tulisan

Latihan penelitian memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan suatu pengalaman nyata dan utuh dalam penelitian. Penelitian dapat meningkatkan motivasi mahasiswa, karena adanya tuntutan aktivitas dan partisipasi yang tinggi dari mereka. Hubungan yang intensif antara mahasiswa dengan dosen pembimbing yang terjalin selama penelitian akan meringankan beban mahasiswa tanpa menghilangkan rasa tanggung jawab mahasiswa. untuk itu maka perlu didahului pertemuan antara mahasiswa dan dosen pembimbing untuk menyepakati hal-hal berikut :

  • Menyepakati tujuan penelitian atau masalah penelitian.
  • Membuat jadwal pekerjaan dan jenis kegiatan, (misalnya kapan kegiatan review literatur, mengembangkan hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, menyusun laporan, dan seminar)
  • Merencanakan waktu yang teratur dengan mahasiswa untuk memeriksa tingkat kemajuan
  • Membimbing mahasiswa untuk menyiapkan laporan akhir dan presentasi dalam seminar dengan memberikan pertanyaan, kritik, dan saran.

c. Praktikum untuk peningkatan pemahaman materi pelajaran 

Praktikum yang bertujuan peningkatan pemahaman materi pelajaran merefleksikan perlu adanya kontribusi kegiatan praktikum pada peningkatan pemahaman serta perluasan wawasan pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, teori mahasiswa). Kontribusi ini dapat terwujud jika ada kegiatan praktikum yang memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk meng-indra fenomena alam dengan segenap inderanya (peraba, penglihat, pengecap, pendengar, dan pembau). Pengalaman langsung mahasiswa dengan fenomena alam menjadi prasyarat vital untuk pemahaman materi perkuliahan.

Apabila praktikum bersifat discovery, maka fakta yang diamati menjadi landasan pembentuk konsep atau prinsip dalam pikirannya. Apabila kegiatan praktikum berformat “verifikasi” maka fakta yang diamati menjadi bukti konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman mahasiswa diharapkan lebih mendalam sesuai dengan semboyan “I do and I understand” (Rustaman NY, 2002).

Tiga macam bentuk praktikum tersebut di atas hendaknya tidak dipandang sebagai bentuk yang terisolasi satu sama lain. Dalam implementasinya dapat dibentuk hybrid-hybrid dari ketiga bentuk praktikum tersebut dengan kontribusi masing-masing yang bervariasi.

Azas yang penting perlu digunakan dalam pemilihan bentuk praktikum adalah perkembangan dan keragaman. Bersamaan dengan meningkatnya jenjang pendidikan, sebaiknya praktikum makin bersifat “divergen” dan “lebih menantang” sesuai dengan makin meningkatnya kemampuan kognitif serta bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta praktikum. Selain azas perkembangan, keragaman bentuk praktikum diperlukan pula untuk mencegah situasi monoton dan membosankan pada satu jenjang pendidikan.

3. klasifikasi Praktikum Berdasarkan keterlibatan Praktikan

Zainudin (2005) menyatakan bahwa berdasarkan gradasi keterlibatan mahasiswa atau praktikan dalam menentukan tujuan merencanakan sarana, bahan, alat metode serta hasil praktikum yang diharapkan, maka bentuk praktikum dapat dibedakan menjadi lima kategori sebagai berikut:

Kategori 0 : Praktikum yang tujuan, bahan, dan alat serta hasilnya telah ditentukan. Praktikum ini semata-mata untuk memberikan latihan keterampilan dan mendapatkan hasil dengan kualifikasi tertentu.

Kategori 1 : Seperti pada kategori 0, bahwa tujuan, bahan, dan alatnya telah ditentukan tetapi hasilnya tidak harus dengan kualifikasi tertentu tetapi dalam gradasi tertentu, dan mahasiswa harus dapat menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi.

Kategori 2 : Seperti pada kategori 1, bahwa tujuan telah ditentukan, tetapi sebagian bahan dan alat serta metode dapat menggunakan di luar yang telah ditentukan dengan dasar rasional atau pembenaran tertentu.

Kategori 3 : Seperti ada kategori 2, bahwa tujuan telah ditentukan, tetapi bahan dan alat serta metode sepenuhnya diserahkan kepada praktikan dengan dasar rasional atau Pembenaran tertentu.

Kategori 4 : Praktikum pada tingkat paling tinggi dimana tujuan, bahan, alat metode, dan hasil yang diharapkan sepenuhnya ditentukan oleh praktikan. Namun demikian biasanya tema praktikum atau penelitian diarahkan oleh program studi, umum-nya dilaksanakan dalam bentuk karya ilmiah, tugas akhir, atau skripsi. 

Kategori ilmiah 0 dan 1 adalah praktikum yang dimaksudkan untuk melatih keterampilan tertentu, kategori 2 dan 3 adalah praktikum pemecahan masalah (problem solving) sedangkan kategori 4 adalah penelitian ilmiah. Secara ringkas kategori praktikum berdasarkan keterlibatan praktikan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kategori Praktikum berdasarkan keterlibatan praktikan.

C. Penutup

1. Rangkuman

  • Praktikum dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, tujuan, dan keterlibatan praktikan.
  • Klasifikasi praktikum berdasarkan sifat yaitu: praktikum yang bersifat primer yaitu mata kuliah inti jurusan dan praktikum yang bersifat sekunder yaitu mata kuliah pendukung jurusan 
  • Klasifikasi praktikum berdasarkan tujuan yaitu: praktikum yang bertujuan Latihan keterampilan dan teknik yang relevan dengan tuntutan profesi, Latihan proses sains (penelitian dan penemuan ilmiah) dan Praktikum untuk peningkatan pemaham materi pelajaran.
  • Pelaksanaan praktikum dalam bentuk latihan keterampilan dan teknik bisanya dapat diselesaikan dalam satu sesi dan prosedurnya dirinci dalam panduan praktikum atau berbentuk tutorial.
  • Dalam pembelajaran keterampilan praktikum berbasis kemampuan proses sains mahasiswa dilibatkan dalam menyusun rancangan, mengidentifikasi kemampuan yang akan dikembangkan melaksanakan praktikum, dan membuat laporan.
  • Pada praktikum yang bertujuan meningkatkan pemahaman materi pelajaran perlu adanya kontribusi kegiatan praktikum pada peningkatan pemahaman serta perluasan wawasan pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, teori mahasiswa). Kontribusi ini dapat terwujud jika ada kegiatan praktikum yang memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk meng-indera fenomena alam dengan segenap inderanya.
  • Klasifikasi praktikum berdasarkan gradasi keterlibatan praktikan dikelompokan dalam 5 kategori, yaitu Kategori 0, Kategori 1, Kategori 2, Kategori 3, Kategori 4.
  • Azas yang penting perlu digunakan dalam pemilihan bentuk praktikum adalah perkembangan dan keragaman. Azas perkembangan dimana bentuk praktikum disesuaikan dengan makin meningkatnya kemampuan kognitif serta bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta praktikum. Aza keragaman bentuk praktikum. Aza keragaman bentuk praktikum diperlukan pula untuk mencegah situasi menonton dan membosankan pada satu jenjang pendidikan.

2. Evaluasi

  1. Jelaskan jenis praktikum berdasarkan sifat praktikum!
  2. Jelaskan jenis praktikum berdasarkan tujuan praktikum!
  3. Jelaskan kategori praktikum berdasarkan gradasi keterlibatan praktikan!
  4. Jelaskan aspek-aspek yang tercakup dalam pendidikan sains!
  5. Apakah azas yang dipakai dalam memilih bentuk praktikum, jelaskan?

3. Tindak Lanjut

  • Tuliskan kemampuan akhir suatu pokok bahasan yang harus dikuasai mahasiswa setelah melakukan praktikum!

 

  

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *